Minggu, 07 Oktober 2012

"ALLAH"

" ALLAH " adalah nama Tuhan yang paling populer, kata "الله" (ALLAH) terulang dalam Al-Qur'an sebanyak 2698 kali. 

Para Ulama dan pakar bahasa mendiskusikan kata tersebut antara lain apakah ia memiliki akar kata atau tidak.
Banyak para Ula
ma yang berpendapat bahwa kata "الله" tidak terambil dari satu akar kata tertentu, tetapi ia adalah Nama yang menunjuk kepada Zat Yang Wajib Wujud-Nya, yang menguasai seluruh hidup & kehidupan, dan yang kepada-Nya seluruh makhluk SEHARUSNYA mengabdi & bermohon.

Tetapi banyak juga para Ulama yang berpendapat bahwa kata "الله" asalnya adalah " الـه " (Ilah) yang dibubuhi huruf Alif dan Lam, dan dengan demikian ALLAH merupakan nama khusus, karena itu tidak dikenal bentuk jamaknya sedang ILAH adalah nama yang bersifat umum dan yang dapat berbentuk jama' (plural) ALIHAH.

Ar-Rahma^n dan Ar-Rahi^m


Ar-Rahma^n dan Ar-Rahi^m adalah dua Nama Allah yang amat Dominan, oleh karena itu dua nama inilah yang ditempatkan menyusul penyebutan Nama "ALLAH".

Kata Ar-Rahma^n didalam Al-Qur'an terulang sebanyak 67 kali, sedangkan Ar-Rahi^m sebanyak 95 kali,

Para Ulama berpendapat bahwa kata "الرحمن" ( Ar-Rahma^n ) dan "الرحيم" ( Ar-Rahi^m ) itu terambil dari akar kata "رحمة" (Rahmat ) dengan alasan bahw
a timbangan kata tersebut dikenal dalam bahasa Arab, "رحمن" (Rahma^n) setimbang dengan "فعلان" (Fa'la^n) dan رحيم (Rahi^m) dengan "فعيل" (Fa'i^l). Timbangan "فعلان" (Fa'la^n) biasanya menunjukkan kepada KESEMPURNAAN dan atau KESEMENTARAAN, sedangkan timbangan "فعيل" (Fa'i^l) menunjuk kepada KESINAMBUNGAN dan KEMANTAPAN. Oleh karena itu tidak ada bentuk jamak dari kata "رحمن" (Rahma^n), karena kesempurnaannya itu, dan tidak ada pula yang wajar dinamai "رحمن" (Rahma^n) kecuali ALLAH SWT. Berbeda dengan kata رحيم (Rahi^m), yang dapat dijamak dengan "رحماء" (Ruhama^u), sebagaimana ia dapat menjadi Sifat Allah dan juga Sifat Makhluk. Dalam Al-Qur'an kata رحيم (Rahi^m) digunakan untuk menunjuk sifat Rasulullah Muhammad SAW yang menaruh belas kasih yang sangat dalam terhadap Ummatnya, sebagaimana Firman Allah dalam Q.s Attaubah : 128.

Senin, 25 Juni 2012

حكم إحياء ليلتي العيد وليلة النصف من شعبان

فيقول المصطفى صلى الله عليه وسلم : ( إن لله في أيام دهره لنفحات ألا فتعرضوا لنفحات الله ) ومن حكمة الله أن فضل بعض الليالي على بضع ليغتنمها ذوو الألباب , ومن الليالي الفاضلة التي ينبغي اغتنامها ليلتا العيد وليلة النصف من شعبان , وهذه بحث موجز في حكم قيام تلك الليالي وقد جعلته على ثلاثة مباحث :
المبحث الأول : أقوال الفقهاء وأهل العلم في ذلك
المبحث الثاني : الأحاديث الواردة في فضل ليلتي العيد وليلة النصف من شعبان
المبحث الثالث : فوائد متممة تتعلق بليلة النصف من شعبان

Senin, 04 Juni 2012

UWAIS AL QARNI

Nama Uwais al-Qarani memainkan peranan penting dalam biografi mistikal nabi.



"Sesungguhnya aku merasakan nafas ar-Rahman, nafas dari Yang Maha Pengasih, mengalir kepadaku dari Yaman!” Demikian sabda Nabi SAW tentang diri Uwais, yang kemudian dalam tradisi tasawuf menjadi contoh bagi mereka yang memasuki tasawuf tanpa dituntun oleh sang guru yang hidup.
Para sufi yang mengaku dirinya telah menempuh jalan tanpa pemba’iatan formal kemudian disebut dengan istilah Uwaisi. Mereka ini dibimbing langsung oleh Allah di jalan tasawuf, atau telah ditasbihkan oleh wali nabi yang misterius, Khidhir. Uwais yang bernama lengkap Uwais bin Amir al-Qarani berasal dari Qaran, sebuah desa terpencil di dekat Nejed. Tidak diketahui kapan beliau dilahirkan. Ia kilahirkan oleh keluarga yang taat beribadah. Ia tidak pernah mengenyam pendidikan kecuali dari kedua orang tuanya yang sangat ditaatinya.

Minggu, 03 Juni 2012

KH. Badruzzaman Perintis Tarekat Tijaniyah Garut

KH. Badruzaman diangkat sebagai muqaddam Tarekat Tijaniyah berdasarkan penunjukan langsung dari Syaikh ‘Ali b. ‘Abdullah at-Toyib. Dalam pengangkatan ini KH. Badruzzaman bisa membuka, menyebarkan dan mengembangkan murid-murid secara lebih luas di daerah yang belum tumbuh dan berkembangn Tarekat Tijaniyah, terutama di Garut, Jawa Barat.



Ciri khas periode kepemimpinan KH. Badruzzaman adalah (i) periode perintisan pertumbuhan dan penyebaran Tarekat Tijaniyah dan (ii) periode perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa.

Jumat, 01 Juni 2012

Syekh Ahmad Al-Tijani

Oleh : DR. KH. Ikyan Badruzzaman


Sekilas tentang Syekh Ahmad al-Tijani
Syekh Ahmad al-Tijani, dilahirkan pada tahun 1150 H. (1737 M.) di `Ain Madi, sebuah desa di Al-Jazair.
Secara geneologis Syekh Ahmad al-Tijani memiliki nasab sampai kepada Rasulullah saw. lengkapnya adalah Abu al-Abbas Ahmad Ibn Muhammad Ibn Mukhtar Ibn Ahmab Ibn Muhammad Ibn Salam Ibn Abi al-Id Ibn Salim Ibn Ahmad al-`Alawi Ibn Ali Ibn Abdullah Ibn Abbas Ibn Abd Jabbar Ibn Idris Ibn Ishak Ibn Zainal Abidin Ibn Ahmad Ibn Muhammad al-Nafs al-Zakiyyah Ibn Abdullah al-Kamil Ibn Hasan al-Musana Ibn Hasan al-Sibti Ibn Ali Ibn Abi Thalib, dari Sayyidah Fatimah al-Zahra putri Rasuluullah saw. Beliau wafat pada hari Kamis, tanggal 17 Syawal tahun 1230 H., dan dimakamkan di kota Fez Maroko.

Biografi Syekh Ahmad al-Tijani

Kamis, 31 Mei 2012

SYEIKH YUSUF AL-MAKASSARI

Pejuang yang Berdakwah Tanpa Henti 

Muhammad Yusuf lahir di Gowa Sulawesi Selatan pada 13 Juli 1627. Ayahnya bernama Abdullah, sementara ibunya adalah seorang wanita keluarga Kerajaan Gowa Sultan Ala’uddin yang bernama Aminah. Nama Muhammad Yusuf diberikan oleh Sultan Ala’uddin sendiri.

Kesultanan Gowa adalah salah satu kerajaan Islam yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan. Rakyat dari kerajaan ini berasal dari Suku Makassar yang berdiam di ujung selatan dan pesisir barat Sulawesi. Kerajaan ini terletak di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Kabupaten Gowa dan beberapa kabupaten di sekitarnya termasuk Kotamadya Makassar. 

Muhammad Yusuf dididik menurut tradisi Islam, diajari bahasa Arab, fikih, tauhid dan ilmu-ilmu

KH Raden Asnawi


Berjalan Kaki 18 Km. Ke Gunung Muria untuk Mengajar


Kudus adalah daerah yang terkenal dengan nama kota Kretek dan kota Santri dalam wilayah propinsi Jawa Tengah. Kota ini dibangun oleh Sunan Kudus (Sayyid Ja’far Shodiq) dengan rentetan historisitas yang berpusat pada kerajaan Islam pertama di Jawa (Demak). Hal ini ditengarai dari inskripsi batu nisan yang ada di atas mihrab Masjid al-Aqsha Menara Kudus.



Di belakang Masjid al-Aqsa Menara Kudus inilah, di Komplek Makam Sunan Kudus, hampir selalu ada saja yang mengaji. Baik yang dengan tujuan untuk berziarah, maupun santri yang niat tabarrukan agar diberi kemudahan dalam berbagai urusan. Di antara deretan nisan di komplek makam tersebut, terdapat makam KH Raden Asnawi. Salah seorang ulama keturunan ke-14 Sunan Kudus (Raden Ja’far Shodiq) dan keturunan ke-5 KH Mutamakkin Kajen, Margoyoso, Pati.